Bismillah.
Dimas Setiawan, mahasiswa berbakat jurusan pendidikan kimia di Kampus Lambung Mangkurat Banjarmasin, menceritakan kisah uniknya dalam beralih ke sistem operasi berbasis FOSS yaitu MX Linux. Sebuah keputusan yang dipicu oleh perangkat yang sudah tua dan keterbatasan anggaran, namun membuka peluang emas untuk memaksimalkan pengalaman kuliahnya.
Dengan MX Linux sebagai andalannya, Dimas merasakan manfaat besar, terutama di dunia pendidikan. Kebebasan menggunakan perangkat lunak tanpa beban lisensi menjadi poin penting yang memberikan keleluasaan dalam menjalankan tugas kuliah sehari-hari. WPS untuk pekerjaan sehari-hari, OnlyOffice untuk presentasi, dan LibreOffice penuh untuk skripsi dengan dukungan Zotero untuk sitasi, menjadi teman setianya.
Meski mengalami beberapa kendala, seperti sulitnya menjalankan software tertentu di Wine atau Crossover, Dimas berhasil menyelesaikan tugasnya dengan bijaksana, bahkan dengan meminjam laptop teman. Namun, hingga kini, ia menyadari belum banyak melihat perkembangan FOSS di dunia pendidikan, terutama di lingkup kampusnya.
Dimas juga berbagi bahwa di lingkungan tempatnya, komunitas FOSS belum hadir, menjadikannya sebagai satu-satunya pengguna FOSS yang dikenal. Namun, dengan semangat sosialisasi, ia berencana untuk memperkenalkan FOSS kepada teman-teman dan mahasiswa lainnya.
Terkait proyek FOSS, Dimas mengaku lebih banyak menggunakan perangkat lunak umum untuk keperluan pendidikan, belum menemukan proyek spesifik yang menarik minatnya.
Sebagai penutup, Dimas berharap agar FOSS dapat merasuk lebih dalam ke dunia pendidikan. Harapannya sederhana, yakni agar semua sektor pendidikan mampu menerapkan perangkat lunak FOSS. Tujuannya tak lain adalah menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih terbuka, berkelanjutan, dan tentu saja, bebas dari perangkat lunak ilegal.
Terima kasih kepada Dimas Setiawan atas kisah menariknya, memberikan wawasan tentang FOSS, dan membagikan harapannya terhadap masa depan pendidikan.
Catatan: Cerita ini bersumber dari pengalaman Kak Dimas dari Banjarmasin, yang dengan tulus membagikan kisahnya melalui wawancara pribadi dengan AI Projek. Dengan penuh terima kasih, kami menyampaikan apresiasi kepada beliau yang telah menginspirasi kita semua. Kisah ini dihadirkan kembali oleh AI Projek sebagai bentuk penghargaan atas semangatnya.
Semoga cerita ini menjadi pendorong bagi kita semua, khususnya untuk meninggalkan penggunaan karya cipta secara ilegal. Mari bersama-sama mengadopsi teknologi bebas dan terbuka (FOSS) sebagai landasan utama, sehingga kita dapat menjunjung tinggi hak-hak kita sebagai pengguna, tanpa khawatir akan pelanggaran hak cipta. Jika Anda juga memiliki kisah inspiratif terkait migrasi ke FOSS, jangan ragu untuk menghubungi kami; bersama-sama kita bisa menginspirasi dan membentuk masa depan digital yang lebih cerah.
Terima kasih. Barakallahu fiikum.
Tulisan ini berada di bawah naungan lisensi (perjanjian pengguna) Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Social Media